Daftar Isi

Hammi dan Kelas Barunya


"Wah! Ada kucing."
"Kamu manis sekali meong... Apa kamu sendirian? Diman-"

Kring! Kring! Kring! Kring! Kring!
"Awas! Awas! Awas! Minggir semua! Beri aku jalan!"

        Sontak aku kaget, dan kucing yang baru saja aku elus-elus pun juga kaget dan langsung pergi. Aku mengangkat kepalaku dan melihat ke depan, tiba-tiba waktu bergerak perlahan. Kedipan mataku pun terasa bergerak sangat pelan dan pandanganku tertuju kepada seorang anak laki-laki yang tepat lewat di depanku naik sepeda, dia pun melihat kearahku. Lalu, waktu kembali semula dengan dikagetkannya di belakang anak laki-laki itu meluncur dengan cepat, mengayuh sepedanya dengan kuat ditambah ekspresi heboh seperti dia sedang dikejar oleh anjing galak. Gumamku, "Ha?! Memang benar, dia sedang dikejar oleh anjing galak."
 
"Apa itu tadi?" Seolah aku tersadarkan diri oleh kejadian aneh tersebut, diiringi tawa anak-anak sekolah yang melihat kejadian itu.
 
Aku pun melihat ke langit, warnanya biru, bersih dan sedikit awan putih menghiasinya. Angin berhembus lembut membawa dedauan berlari-larian di udara. Dan menganyun-ayunkan poni jilbabku dengan lembut.
 
"Aah, angin yang menawan! Semoga hari ini indah." Kuhirup udara yang sejuk ini dan aku kembali berdiri melanjutkan berjalan memasuki gerbang sekolah.

****
"Assalamu'alaikum anak-anak..."
"Wa alaikumussalaam wa rohmatullaahi wa barokatuh, wali kelas, ibu Hayati. Selamat pagi"
"Selamat pagi. Dan selamat untuk kalian yang telah naik kelas. Selamat datang kembali di sekolah dan mulailah belajar lagi dengan giat dan sungguh-sungguh untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian-ujian kelulusan yang akan datang"
 
     Hari ini hari pertama kami masuk sekolah di tahun ajaran baru, kami naik di kelas tiga. Tentu saja ini membuat kami gembira namun juga harus lebih rajin belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian-ujian kelulusan yang akan datang. Namun, ada berita yang mengejutkan kami. Dua siswa yang mendapat nilai terbaik akan dipindah kelaskan secara spesial bersama dua siswa kelas lainnya menjadi satu kelas. Ini benar-benar mengejutkanku dan satu temanku bahwa kami berdualah yang terpilih dan kami akan berpisah dari teman-teman yang sudah dua tahun kami akrab dan kami harus memulai perkenalan baru di kelas lain.
 
"Ayo anak-anak beri selamat kepada dua teman kalian ini, tepuk tangan."
Suara tepuk tangan bergemuruh di telingaku dan beberapa teriakan selamat dari teman-teman. Entah ekspresi apa yang harus aku tunjukkan yang jelas aku tidak merasa senang dan tubuhku menjadi gemetaran dan ketakutan.
 
"Ayo kalian berdua segera rapikan barang-barang kalian dan naiklah bersama teman-teman terbaik kalian dari kelas lain ke atas di lantai dua, kalian bisa menemukannya sendiri namanya kelas 9-3."
Ibu Hayati dengan perasaan senang dan bangga menyuruh kami untuk segera menuju ke kelas 9-3. Teman-teman pun juga memberi salam perpisahan dengan perasaan senang dan bangga. Dalam hatiku, "kenapa kalian malah senang?, aku tidak ingin berpisah dengan kalian semua, ini belum waktunya, ini bukan waktunya, aku tidak mau dan kenapa kalian malah senang."
 
"Hammi, ayo!"
"Kok kamu kelihatan murung, apa kamu sakit?"
"Eh? Tidak... Umm... Itu... Iya, ayo", ajakan Rahma semakin membuatku tidak bersemangat dan aku tidak ingin beranjak pergi meninggalkan kelasku ini. Aku dan Rahma kemudian meninggalkan kelas dan berjalan menuju kelas baru itu.
 
****
Aku tidak tahu kenapa aku harus berhenti mengobrol dengan teman-teman dari bangku belakangku, dan menengok ke depan. Yang jelas pasti ada yang menarik perhatianku, aku melihat ke arah pintu masuk kelas dan aku merasakan kehadirannya, semakin terlihat jelas saat dia mengangkat kepalanya.
" Dia... Gadis kucing tadi..."
 
****
"Hammi, kita duduk di mana?"
"Eh? Iya Rahma?" ,sejenak aku meninggalkan murungku dan melihat ke arah depan melihat-lihat tempat duduk mana yang cocok untukku dan Rahma.
"Rahma, di sana, itu, dekat jendela baris ketiga, pinggir dekat jendela"
 
****
"Iya, memang benar dia!"
Dalam hati aku terus bergumam. Dia gadis kucing yang tadi aku tanpa sadar berpapasan dengannya saat dia bermain dengan kucing. Meskipun itu hanya sekilas, tapi wajahnya telah terlukis jelas diingatanku. Waktu berjalan perlahan. Seolah aku terpesona sejenak oleh wajahnya, dia cantik. Memang benar, dia gadis kucing yang sangat manis. Matanya bulat seperti kucing, walaupun dia tidak terlihat punya lesung pipi namun wajah datarnya terlihat imut, bibirnya tipis berwarna oren, dia tidak gemuk tpi pipinya seperti mochi. Entah kenapa, entah kenapa.. Aku terdiam datar tanpa sadar melihatnya sampai benar-benar dia mendekat kearahku dan duduk tepat di bangku meja sebelah kiriku. Entah kenapa, entah kenapa.. Aku seperti jatuh cinta, jatuh cinta pada pandangan pertama. Iya, aku benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama.
 
****
"Hammi! Apa kamu sakit? Kamu kelihatan murung sejak tadi kita pindah dan sekarang sudah jam istirahat lho... Ngomong-ngomong, ayo kita turun. Aku ingin menyapa teman-teman kita di kelas bawah". Rahma kembali lagi menghilangkan kemurunganmu dan aku bertekad untuk menegakkan badanku lagi dan mengumpulkan kembali semangat dan kebahagiaanku.
"Rahma, itu ide yang bagus. Ayo!"
"Nah, gitu donk. Kamu sudah kelihatan baikan. Senang aku melihatnya. Ayo!"
 
*****
     Kami tampak senang sekali ketika teman-teman menyambut kami kembali dengan sambutan yang baik dan hangat. Dan aku sangat terharu dan merasa menyesal kenapa aku harus bersusah-susah hati seperti tadi yang pada akhirnya aku masih bisa kembali dan menjadi diriku sendiri lagi menjalin keakraban dengan mereka.
     Aku dan Rahma memang bukan sahabat, kami hanya berteman baik. Rahma punya sahabatnya sendiri dan aku pun juga punya sahabatku sendiri. Rahma langsung kembali berkumpul bersama dengan sahabatnya. Aku juga kembali berkumpul bersama sahabatku sendiri.
"Hammi, ayo kita ke kantin". Sahabatku, Nana mengajakku ke kantin bersama satu sahabatku lagi namanya Sholikhah.
" Hammi, kamu hebat sekali! Aku ingin memelukmu!"
Nana memelukku dan tidak aku sadari dia mengangkat tubuhku dan memelukku dengan memutar-mutarkan diriku. Sontak aku kaget tapi gembira. Kami 3 sahabat semampai, yang sama-sama tinggi badan kami sama dan paling pendek di kelas. Aku sangat menyayangi mereka semoga kita menjadi sahabat selamanya.
Hatiku bergumam, "aku jadi malu, ada seseorang yang lewat dari luar kelas melihat diriku yang diputar-putar Nana dan dia tiba-tiba tersenyum kepadaku. Siapa sih?"

>>> BONUSSSS !!!


0 komentar:

Posting Komentar

 

Pena Umida

Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design